faktor Apa Saja yang Dapat Menyebabkan Resesi?Kira kira Rika wis Siap Urung?
Bisnis - Tahun siki jan isune resesi bae kayanu ko medeni temen ya,kira kira rika wis siap urung ngadepi resesi . moga moga rika bisa tetep kerja nggolet duit nggo anak bojo, yuh langsung bae simak beritane ngisor kie moga moga bermanfaat.
Perlu diketahui, bahwa banyak sekali faktor-faktor yang bisa menyebabkan resesi. Sebab, setidaknya terdapat 5 faktor penyebab Resesi ekonomi suatu negara. Adapun Badan pusat statistik telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi minus 3,49% pada kuartal 3, tepatnya pada tahun 2020.
Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan Resesi?
Indonesia
telah terdorong ke dalam jurang Resesi setelah kuartal sebelumnya mengalami
pertumbuhan ekonomi. Adapun kontraksi ekonomi Indonesia pada kuartal lalu juga
menambah panjang daftar negara. Daster panjang negara ini masuk ke dalam jurang
Resesi sepanjang 2020.
Indonesia
sendiri terakhir kali mengalami Resesi pada tahun 1997 sampai 1998. Resesi yang
dimaksud adalah ketika krisis moneter menghantam Asia. Adapun ekonomi Indonesia
berada dalam teritorial negatif selama 6 bulan pada 1997. Hal tersebut
berlanjut pada 9 bulan pertama di tahun 1998.
Guncangan Ekonomi
Resesi
sendiri terjadi ketika keseluruhan permintaan menjadi lesu dan pertumbuhan
output merosot. Output yang dimaksud adalah pertumbuhan barang atau jasa.
Secara teknis, keadaan Resesi terjadi saat ekonomi menunjukkan gejala selama
lebih dari dua kuartal fiskal.
Apabila
ekonomi menunjukkan gejala selama lebih dari dua kuartal fiskal secara
berturut-turut, dan disertai dengan penurunan lapangan kerja. Maka hal ini bisa
menyebabkan Resesi ekonomi terjadi di dalam negara tersebut. Walaupun, pada
titik di mana perekonomian resmi ke jatuh ke dalam resensi akan bergantung pada
berbagai faktor.
Salah
satu dari 6 fenomena utama yang bisa menyebabkan sebuah negara Resesi adalah
guncangan ekonomi. Guncangan ekonomi bisa terjadi tiba-tiba sehingga
menimbulkan kerusakan finansial yang sangat serius. Pandemi global covid-19
adalah salah satu contohnya, karena di Indonesia ketakutan orang terpapar virus
telah menyebabkan aktivitas perekonomian hampir lumpuh.
Orang-orang
takut untuk keluar rumah, terlebih pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan
sosial berskala besar. Hal tersebut berdampak pada mobilitas orang, karena
banyak orang terpuruk pada sektor transportasi.
Hutang Berlebihan
Terdapat
faktor penyebab Resesi selanjutnya, yakni hutang yang berlebihan. Terlebih jika
individu atau sebuah bisnis tidak mampu membayar tagihan utang-utangnya. Tentu
hal tersebut akan membuat default utang meningkat dan kebangkrutan mudah
membalikan perekonomian.
Aset Menggelembung
Faktor
penyebab Resesi selanjutnya adalah faktor ketiga yakni menggelembungnya aset. Aset
menggelembung terjadi ketika keputusan investasi didorong oleh emosi investor.
Sehingga bisa menjadi terlalu optimis selama ekonomi kuat dan mulai
menggembungkan pasar saham.
Selain
menggembungkan pasar saham, biasanya aset menggelembung karena gelembung yang
ada pada real estate. Saat gelembung tersebut meletus, maka panik selling dapat
menghancurkan pasar dan menyebabkan Resesi.
Inflasi dan Deflasi Berkepanjangan
Faktor
selanjutnya penyebab Resesi adalah adanya inflasi dan deflasi berkepanjangan.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, bahwa inflasi adalah tren harga yang
stabil dan harga naik dari waktu ke waktu. Keadaan ini bukanlah hal yang buruk,
tetapi jika inflasi berlebihan maka Resesi bisa terjadi lantaran daya beli
tergerus.
Dengan
tergerusnya daya beli, maka menjadi salah satu faktor penggerak perekonomian
melemah. Seperti halnya inflasi, deflasi berkepanjangan bisa menjadi faktor
penyebab kontraksi ekonomi dan Resesi. Deflasi sendiri adalah harga pokok yang
menurun dari waktu ke waktu, sehingga menyebabkan upah menyusut. Setelah umpan
balik deflasi lepas kendali, maka orang dan bisnis berhenti berbelanja dan hal
ini merusak ekonomi.
0 Response to "faktor Apa Saja yang Dapat Menyebabkan Resesi?Kira kira Rika wis Siap Urung?"
Posting Komentar
Maturnuwun banget rika wis komentar dengan santun